Tahun pertama dimusim semi ..
*kriiiiiiiiiiiiing*
Ah,, alarm jam bergambar club sepakbola berlogo meriam asal kota London tersebut sudah berdering.. Kenapa tak meledak saja sekalian, gumamku..
Jam menunjukkan pukul 05.30, seharusnya aku bangun pukul 05.00 pagi, aku tidur terlalu larut sehingga deringan jam alarm pun tidak bertugas dengan baik,.. tanpa fikir panjang aku langsung pergi kekamar mandi dan bersiap memulai hari ini...
Hari ini adalah pertama aku masuk ke Sekolah Menengah Atas, dan Masa Orientasi Siswa juga diadakan hari ini, sudah terbayang dibenakku tentang kakak senior yang sok galak dan mempunyai berjuta ide konyol untuk menghukum si junior yang berbuat salah.Benar saja dari kejauhan sudah nampak wajah wajah sok galak yang sudah berdiri didepan pintu pagar,
"Stop dek, matikan mesin, kendaraannya dituntun!"
Bentakan pertama yang ku terima kala itu, tanpa sepatah kata pun aku matikan mesin motor dan menuntunnya menuju parkiran.
Setelah memarkir motor, aku langsung menuju kelapangan sekolah yang digunakan untuk upacara MOS dan pembagian gugus .. singkat cerita aku terdampar di gugus Godzilla nama yang unik, semoga saja tidak ada gugus yang beratasnama Ultraman disini, atau kedua gugus ini akan bergulat. Dalam satu gugus sudah ditentukan setengah laki laki setengahnya lagi perempuan, Firasat buruk bagiku, benar saja si senior menginginkan bangku diisi berpasangan cowok dan cewek, beruntung saja aku sebangku dengan gadis yang kelihatannya rajin dan sepertinya agak pendiam,
Setelah memarkir motor, aku langsung menuju kelapangan sekolah yang digunakan untuk upacara MOS dan pembagian gugus .. singkat cerita aku terdampar di gugus Godzilla nama yang unik, semoga saja tidak ada gugus yang beratasnama Ultraman disini, atau kedua gugus ini akan bergulat. Dalam satu gugus sudah ditentukan setengah laki laki setengahnya lagi perempuan, Firasat buruk bagiku, benar saja si senior menginginkan bangku diisi berpasangan cowok dan cewek, beruntung saja aku sebangku dengan gadis yang kelihatannya rajin dan sepertinya agak pendiam,
“Hai, gue haikal” sambil mengulurkan tangan aku pun mengenalkan namaku.
“Gabriella panggil aja Gaby” jawabnya agak malu malu.
Pada hari itu, kakak pendamping di gugusku langsung memberikan tugas kelompok sebangku, tugasnya ialah membuat kerajinan menganyam pita dan digunakan untuk sampul buku, tugas kedua adalah tugas ‘klasik’ saat MOS, apalagi kalau bukan teka teki nama makanan atau snack, dan kamipun bertukar nomor ponsel untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan hari ini, kami berdua sepakat untuk mengerjakan tugas ini di rumah Gaby.
Pada hari itu, kakak pendamping di gugusku langsung memberikan tugas kelompok sebangku, tugasnya ialah membuat kerajinan menganyam pita dan digunakan untuk sampul buku, tugas kedua adalah tugas ‘klasik’ saat MOS, apalagi kalau bukan teka teki nama makanan atau snack, dan kamipun bertukar nomor ponsel untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan hari ini, kami berdua sepakat untuk mengerjakan tugas ini di rumah Gaby.
Pukul 15.00, akhirnya bel pulang pun berbunyi, satu satunya suara yang paling merdu yang ada di sekolah ini. Untungnya hari ini belum terjadi bully-an dari kakak senior tak tahu apa yang terjadi besok, lusa, dan seterusnya, hari ini hanya pengenalan dan pemberian tugas untuk esok hari, mungkin besok aku terlihat aneh, dengan kalung tali rafia dan kardus sebagai papan nama, selain itu peserta MOS harus sampai di sekolah pukul 5.30, ah semoga besok alarm bekerja dengan baik. Lupakan sejenak tentang tugas tugas yang diberikan hari ini, akupun bergegas menuju parkiran dengan sedikit tergesa gesa kunaiki motorku dan beranjak keluar dari parkiran sekolah, Dihalte depan sekolah aku melihat Gaby sedang sibuk memainkan Ponsel nya tanpa pikir panjang aku segera menghampirinya,
"Gab, lu ngapain disini?"
"Enggak, ini nyokab gue ga bisa jemput ada urusan mendadak kayanya". Jawabnya sambil memasukkan ponselnya ke saku baju
"Udah barengan gue aja yuk, sekalian ngerjain tugas, sambil berenang nangkep ikan! Hehehe". Tawaranku
"Maksud lu?" Tanyanya.
"Kan ujung ujungnya ntar gue juga kerumah elu". Jawabku
"Gak ngrepotin?" ia memastikan
"Udah, cepetan naek keburu sore ntar!"
"Gab, lu ngapain disini?"
"Enggak, ini nyokab gue ga bisa jemput ada urusan mendadak kayanya". Jawabnya sambil memasukkan ponselnya ke saku baju
"Udah barengan gue aja yuk, sekalian ngerjain tugas, sambil berenang nangkep ikan! Hehehe". Tawaranku
"Maksud lu?" Tanyanya.
"Kan ujung ujungnya ntar gue juga kerumah elu". Jawabku
"Gak ngrepotin?" ia memastikan
"Udah, cepetan naek keburu sore ntar!"
Akhirnya akupun mengantar Gaby kerumahnya, sebelum sampai dirumah Gaby, kamipun berhenti sejenak untuk membeli perlengkapan tugas, dijalan kami banyak bertukar cerita, menurutku Gaby adalah gadis yang supel dan mudah bergaul dengan siapa saja, dan tak berasa kamipun tiba di rumah Gaby. Gaby pun menyuruhku untuk masuk, dan kamipun memulai mengerjakan tugas kelompok ini, ah benar saja perkiraan ku, dia adalah seorang yang rajin jika di hitung hitung aku cuma mengerjakan 40% dari tugas yang diberikan. Waktu pun sudah semakin sore, matahari pun sudah mulai tenggelam dan langit senja sore ini tampak begitu indah, bersama tenggelamnya matahari akupun berpamitan untuk pulang.
"Gab, gue pulang dulu ya mau maghrib nih".
"Oh, oke lagi pula udah hampir selesai biar gue yang beresin!" Jawabnya
"Wah gue gak enak nih, ngrepotin jadinya"
"Enggak juga kok, santai aja" Jawab Gaby.
"Gab, gue pulang dulu ya mau maghrib nih".
"Oh, oke lagi pula udah hampir selesai biar gue yang beresin!" Jawabnya
"Wah gue gak enak nih, ngrepotin jadinya"
"Enggak juga kok, santai aja" Jawab Gaby.
Gaby pun mengantarku keluar rumah dan membukakan gerbang rumahnya, dan akupun mulai meninggalkan rumah itu, langit senja sore ini tampak begitu indah, membawaku terdampar ke masa dimana aku belum terlalu sibuk memikirkan tugas sekolah, hanya teriakan anak anak yang sedang bermain sepakbola, aku rindu suara bambu yang saling bergesekan saat memancing, aku rindu suara canda tawa persahabatan saat berjalan beriringan menuju rumah tanpa ada perasaan dendam, huh.. aku sangat merindukan saat saat itu, namun semua cerita tersebut terhenti saat aku pindah kekota karena pekerjaan orang tua ku, ah setidaknya aku pernah mempunyai masa yang bisa kukenang sebagai kenangan yang indah.
Lamunanku tadi memberiku ide untuk kembali menghubungi sahabat sahabat ku dulu yang berada di kampung, akupun membuat grub chat dan kembali bernostalgia lagi tentang masa masa yang paling indah di hidupku, dan tak berasa waktupun sudah malam dan akupun mengakiri percakapan dan beristirahat, aku harus bangun pagi pagi besok.
Hari ini aku bangun tepat waktu, dengan bantuan ibuku yang membangunkanku, masih terlalu pagi untuk mandi, tapi daripada terkena hukuman lebih baik aku melawan rasa malasku dan menuju kamar mandi.
***
Pagi yang cerah, aku menuju kesekolah ditemani oleh cahaya matahari yang hangat dan mulai bersinar. Seperti kemarin aku harus menuntun motorku menuju parkiran. Singkatnya aku melewati hari hari MOS ku dengan hukuman hukuman setiap harinya, ada saja hukuman yang diberikan walau tanpa alasan yang pasti, tapi sudahlah masa itu telah usai, sekarang tinggal mengikuti test untuk menentukan dibidang apa yang ingin ditempuh, sebenarnya aku menginginkan masuk dibidang Ilmu social yang minim tentang pelajaran yang menurutku horror, ya aku benci pelajaran yang memerlukan hitung hitungan untuk menyelesaikannya, namun apa boleh buat aku masuk ke tempat yang seharusnya aku hindari.
***
Pagi yang cerah, aku menuju kesekolah ditemani oleh cahaya matahari yang hangat dan mulai bersinar. Seperti kemarin aku harus menuntun motorku menuju parkiran. Singkatnya aku melewati hari hari MOS ku dengan hukuman hukuman setiap harinya, ada saja hukuman yang diberikan walau tanpa alasan yang pasti, tapi sudahlah masa itu telah usai, sekarang tinggal mengikuti test untuk menentukan dibidang apa yang ingin ditempuh, sebenarnya aku menginginkan masuk dibidang Ilmu social yang minim tentang pelajaran yang menurutku horror, ya aku benci pelajaran yang memerlukan hitung hitungan untuk menyelesaikannya, namun apa boleh buat aku masuk ke tempat yang seharusnya aku hindari.
***
Teman teman baru lagi… tempat duduk favoritku ialah deretan paling pinggir dan nomor dua dari belakang, entah kenapa aku merasa lebih nyaman ditempat seperti itu, tak lama kemudian datang tiga siswa lain dan menghampiriku, kamipun berkenalan dan berbincang bincang, mereka bernama Ahmad, Bayu, dan Miko, mereka ternyata sudah kenal satu sama lain sejak masih Sekolah Menengah Pertama, Singkat cerita kamipun menjadi sahabat yang baik, tak jarang kita keluar walau hanya sekedar nongkrong, menonton pertandingan tim sepakbola lokal, menyontek, mengerjakan PR dikelas, dan melakukan kekonyolan yang lain. Hingga pada suatu hari, aku agak terlambat ke sekolah dan lupa mengerjakan PR matematika, masalah yang sangat kompleks yang dialami oleh pelajar SMA seperti aku.
Teman teman baru lagi… tempat duduk favoritku ialah deretan paling pinggir dan nomor dua dari belakang, entah kenapa aku merasa lebih nyaman ditempat seperti itu, tak lama kemudian datang tiga siswa lain dan menghampiriku, kamipun berkenalan dan berbincang bincang, mereka bernama Ahmad, Bayu, dan Miko, mereka ternyata sudah kenal satu sama lain sejak masih Sekolah Menengah Pertama, Singkat cerita kamipun menjadi sahabat yang baik, tak jarang kita keluar walau hanya sekedar nongkrong, menonton pertandingan tim sepakbola lokal, menyontek, mengerjakan PR dikelas, dan melakukan kekonyolan yang lain. Hingga pada suatu hari, aku agak terlambat ke sekolah dan lupa mengerjakan PR matematika, masalah yang sangat kompleks yang dialami oleh pelajar SMA seperti aku.
Untung saja pak Agus, belum memasuki kelasku, dan aku bergegas mengeluarkan buku MM miliku dan segera mencontek pekerjaan Miko, untungnya aku sebangku dengan bocah ingusan yang sangat menyukai pelajaran Matematika.
“Ko, gue pinjem buku MM lu!” seruku
“Ah, elah baru datang udah pinjem pinjem aja”. Jawab Miko.
“Cepet keburu pak Agus dateng”. Jawabku lagi
“Tuh ambil sendiri, didalam tas” Jawab Miko.
“Ko, gue pinjem buku MM lu!” seruku
“Ah, elah baru datang udah pinjem pinjem aja”. Jawab Miko.
“Cepet keburu pak Agus dateng”. Jawabku lagi
“Tuh ambil sendiri, didalam tas” Jawab Miko.
Tanpa pikir panjang segera ku ambil dan aku memulai menulis
Selang 15 menit kemudian pak Agus pun datang dan meminta maaf atas keterlambatannya,
”Ga usah datang aja juga gapapa pak!” gumamku.
“Kal udeh selesai belom?” tanya Miko.
“Belom, cuma dapet setengah aje!” jawabku agak kesal
“Gausah kesel gitu bro, daripada belom sama sekali”. Sahut Bayu dari belakang
“Seharusnya lu tadi berangkat jam 10 aja, jadi ga ikut pelajaran MM”. nasehat Ahmat setengah mengejek.
Pembicaraan ini terhenti setelah pak Agus menyuruhku maju kedepan untuk mengerjakan soal, aku melihat Ahmat, Bayu dan, Miko yang cengar cengir melihatku panik didepan kelas.
Pembicaraan ini terhenti setelah pak Agus menyuruhku maju kedepan untuk mengerjakan soal, aku melihat Ahmat, Bayu dan, Miko yang cengar cengir melihatku panik didepan kelas.
***
Jam pelajaran matematika telah usai, Kulihat dibelakangku Bayu masih bermain Game online di Ponselnya, sampai pada akhirnya ia mengajak kekantin, mungkin karena disana ada jaringan wifi yang menjadi magnet tersendiri..
“Bro, kekantin yuk” ajak Bayu.
“Ayo!” sahutku sambil membawa laptop, dan diikuti Miko, dan Ahmat.
Kantin merupakan tempat yang menurutku sangat asik untuk sekedar mengobrol, apalagi dengan adanya adanya jaringan wifi membuat udara dikantin semakin segar hahaha… dengan es jeruk disamping laptopku akupun langsung membuka twitter dan melihat ocehan ocehan orang, “Pagi yang indah..” kuketik kalimat tersebut di kolom Apa yang sedang terjadi? .. aku kembali memahami kalimat tersebut, apakah pagi ini memang benar benar indah ? tanyaku dalam hati, aku mengamati keadaan sekitar kantin, namu pandanganku tertuju pada salah satu siswi yang membawa beberapa buku, mungkin dari perpus dan memesan minuman bersama temannya, sepertinya aku tak asing dengan siswi tersebut, dia tersenyum kepadaku, Gabriella, aku membaca nama depan siswi tersebut, namun aku masih tak menyangka bahwa siswi yang kutemui tadi adalah Gaby yang ternyata teman sebangku waktu MOS yang masih polos dengan rambut yang terkuncir, tapi sekarang telah berbeda, sekolah itu memang sangat mengherankan, bahkan sampai perempuan yang biasa saja menjadi terlihat keren, atau hanya perasaanku saja.
“Siapa bro?” Tanya Bayu sambil bermain game.
“Temen gue”. Jawabku.
“Sejak kapan lu kenal Gaby?” Tanya Ahmat.
“Lu juga kenal?” aku berbalik bertanya.
“Gimana gak kenal, dia masih tetangga ama gue agak jauh sih,” jawab Ahmat.
“Oh, gue kenal pas MOS, sebangku sama gue”. Jawabku
“Sebangku, atau pacar lu?” Tanya Ahmat yang mulai kepo.
“Udeh lu gausah kepo, lanjutin makan aje,” jawabku.
Jam pelajaran matematika telah usai, Kulihat dibelakangku Bayu masih bermain Game online di Ponselnya, sampai pada akhirnya ia mengajak kekantin, mungkin karena disana ada jaringan wifi yang menjadi magnet tersendiri..
“Bro, kekantin yuk” ajak Bayu.
“Ayo!” sahutku sambil membawa laptop, dan diikuti Miko, dan Ahmat.
Kantin merupakan tempat yang menurutku sangat asik untuk sekedar mengobrol, apalagi dengan adanya adanya jaringan wifi membuat udara dikantin semakin segar hahaha… dengan es jeruk disamping laptopku akupun langsung membuka twitter dan melihat ocehan ocehan orang, “Pagi yang indah..” kuketik kalimat tersebut di kolom Apa yang sedang terjadi? .. aku kembali memahami kalimat tersebut, apakah pagi ini memang benar benar indah ? tanyaku dalam hati, aku mengamati keadaan sekitar kantin, namu pandanganku tertuju pada salah satu siswi yang membawa beberapa buku, mungkin dari perpus dan memesan minuman bersama temannya, sepertinya aku tak asing dengan siswi tersebut, dia tersenyum kepadaku, Gabriella, aku membaca nama depan siswi tersebut, namun aku masih tak menyangka bahwa siswi yang kutemui tadi adalah Gaby yang ternyata teman sebangku waktu MOS yang masih polos dengan rambut yang terkuncir, tapi sekarang telah berbeda, sekolah itu memang sangat mengherankan, bahkan sampai perempuan yang biasa saja menjadi terlihat keren, atau hanya perasaanku saja.
“Siapa bro?” Tanya Bayu sambil bermain game.
“Temen gue”. Jawabku.
“Sejak kapan lu kenal Gaby?” Tanya Ahmat.
“Lu juga kenal?” aku berbalik bertanya.
“Gimana gak kenal, dia masih tetangga ama gue agak jauh sih,” jawab Ahmat.
“Oh, gue kenal pas MOS, sebangku sama gue”. Jawabku
“Sebangku, atau pacar lu?” Tanya Ahmat yang mulai kepo.
“Udeh lu gausah kepo, lanjutin makan aje,” jawabku.
Bel tanda masuk berbunyi kamipun kembali kekelas, akhirnya kelas berakhir pukul 15.00, tanpa sengaja aku melihat Gaby berjalan sambil mendorong sepeda dan bercanda bersama teman temannya dengan rambut yang di biarkan terurai dan berlalu didepanku sepertinya ia memiliki daya tarik tersendiri bagiku.
***
***
Kunyalakan Game konsol yang ada dikamarku, aku berniat mengambil tumpukan kaset game yang berada disamping tumpukan buku buku pelajaran, namun setelah ku ambil aku melihat bekas tugas MOS yang berada dibalik tumpukan kaset yang mengingatkanku dengan Gaby, langsung kuambil ponselku dan mencoba melihat isi kontakku, sepertinya aku masih menyimpan nomornya, ternyata memang benar nomor Gaby masih tersimpan, dan akhirnya aku mengirim pesan singkat ke nomor tersebut, kamipun berbincang bincang sampai larut dan akhirnya Gaby tak membalas pesan singkatku, ah mungkin sudah tertidur pikirku.
***
***
Waktupun terus berjalan begitu juga denganku dan Gaby, kita menjadi semakin dekat, aku tak malu malu lagi untuk menceritakan dan meminta masukan masukan begitu juga Gaby, tak jarang pula aku pergi kerumah Gaby untuk meminta bantuan mengerjakan PR ataupun tugas lain. Hingga di sore hari yang indah, Gaby mengajakku untuk bersepeda bersama, dan ia sudah menunggu nya ditaman, tak lama aku sampai ditaman tempat dimana kami berdua sepakati, dan akhirnya kami bersepeda melewati jalanan kota, seru juga ternyata bersepeda dikota sore sore begini, Gaby pun mengajakku kesebuah tempat yang menurutnya indah, sebuah sungai yang bersih dipinggir kota, kamipun beristirahat sejenak disana sambil berbincang bincang dan disinari oleh cahaya matahari senja, entah mengapa aku sangat suka melihat matahari senja sampai terbenam, namun kami pulang sebelum matahari terbenam.
Aku menjadi hobby bersepeda karena Gaby, bahkan sekarang aku kesekolah menaiki sepeda, tak jarang pula aku berangkat bersama Gaby, tak tahu mengapa aku menjadi sedekat ini dengannya, aku tak tahu perasaan apa yang sedang aku rasakan, ingin rasanya aku mengutarakan perasaanku ini padanya, namun sepertinya kau tak memiliki perasaan yang sama sepertiku, namun suatu saat pasti aku akan mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini.
***
***
Hari berganti bulan, sebentar lagi adalah ujian kenaikan kelas, perasaan baru kemarin aku masuk ke sekolah ini dan mengenal gadis itu, namun tak terasa aku akan memasuki tahun kedua di sekolah ini, aku masih menyembunyikan perasaan ini dari siapapun, hingga pada hari sepulang sekolah aku mengajak Gaby untuk berbincang ditaman, sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya, tapi rasa ragu membuat perasaanku menjadi berat dan tak tertahankan, Walaupun aku sangat menyukainya namun ku menyembunyikannya, tapi sekarang aku akan mencoba mengubah perasaan ini kedalam kata kata …
“Gab, kita istirahat disini aja!” Akupun menghentikan sepedaku.
“Oke, mau lihat matahari terbenam ya? Hahahaha”. Candanya.
“Gab, kita istirahat disini aja!” Akupun menghentikan sepedaku.
“Oke, mau lihat matahari terbenam ya? Hahahaha”. Candanya.
Akupun mengobrol aku masih belum menyampaikan perasaanku ini padanya, yang ku lakukan hanya menatap langit padahal cinta ada didekatku, aku ragu tak tau jawaban apa yang nanti kau ucapkan ….
“Gab, gue mau ngomong sama lu!”
“Ngomong apaan? Tumben banget mau ngomong ga langsung diomongin?”
“Gab, akhir akhir ini gue selalu kepikiran lu, gue bingung mau ngomong apa ke lu, sepertinya perasaan gue terlalu berlebihan deh”.
“Maksud lu?” Gaby kebingungan.
“Gue suka sama lu Gab”. Aku mempertegas maksudku.
Gaby tertegun melihatku, ia tak menyangka aku akan berkata seperti itu, ..
“Bercanda ya? Hahaha” tanya Gaby lalu tertawa
“Bercanda ya? Hahaha” tanya Gaby lalu tertawa
"Ini serius Gab, kalo lu ga suka sama gue sih juga gapapa yang penting gue udah ungkapin isi hati gue ke lu".
“Tapi kal, sorry kayaknya gue masih belom punya perasaan sama lu”. Jawabnya
“Gab?”
“Gue emang gak punya perasaan apa apa Kal” jawab Gaby.
"Jadi gue ditolak nih?" Tanyaku.
"Bukannya gue nolak, lagian gue juga masih mau fokus ke sekolah dulu, apalagi bentar lagi ujian" jawab Gaby.
"Terus gimana?" Tanyaku.
"Kita temenan aja dulu, apa salahnya sih kalo cuman temen?" Jawabnya
"yaudah deh kalo lu emang bener bener pengen fokus sekolah dulu"
"Terus gimana?" Tanyaku.
"Kita temenan aja dulu, apa salahnya sih kalo cuman temen?" Jawabnya
"yaudah deh kalo lu emang bener bener pengen fokus sekolah dulu"
Langit dikala senja seperti mewarnai kota ini, aku tak menyangka dengan apa yang kulakukan tadi, berawal dari teman sebangku SMA saat MOS hingga timbul perasaan yang tak terduga sebelumnya, dan akhirnya aku mengungkapkan isi hatiku, ah tapi mungkin bagimu aku hanya teman sekolah yang jalan pulangnya searah, aku tak tahu apa yang terjadi ditahun selanjutnya semoga lebih baik dari tahun ini…